Pendahuluan
Istilah Rekayasa genetik dapat
diaplikasikan pada metode in vivo dan
in vitro. Menururt legislasi UK,
definisi rekayasa genetik adalah “Formasi baru yang terbentuk secara turun
temurun melalui penyisipan molekul asam nukleat, yang berasal dari apapun yang berada
diluar sel, ke dalah virus, plasmid bakteri ataupun vektor yang lain sehingga
memungkinkan untuk menyatu dengan organisme tertentu dimana nereka tidak dapat
terjadi secara alami, namun dengan begitu mereka dapat melanjutkan propagasi.
Sequencing Analysis(Analisis Pengurutan)
Pada awalnya, Sequencing analysis dilakukan secara manual, namun nampaknya hal
tersebut sangat terbatas. Sekarang sequencing dapat dilakukan dengan begitu
cepat untuk semua struktur. Misalnya sisi pengenal enzim restriksi, start dan
stop signal untuk transkripsi, inversi palindromes, sequences repeat, Z-DNA dengan menggunakan program yang tersedia di
internet.
Berdasarkan Crystallograpic data dari 300 protein, dapat diprediksi struktur
protein secara meyakinkan begitu juga urutan asam aminonya yang memberikan
prediksi fungsi protein tersebut.
Biokimia In vivo
Tujuan utama dari sequencing adalah untuk menentukan
urutan yang tepat dari suatu nukleotida dalam sebuah gen.
Beberapa hasil sequencing yang tekah dilakukan para
peneliti:
o
Bacteriophage
fX174 1977 5.38 kb First genome sequenced
o
Plasmid
pBR322 1979 4.3 kb First plasmid
sequenced
o
Bacteriophage
l 1982 48.5 kb
o
Epstein–Barr
virus 1984 172 kb
o
Yeast
chromosome III 1992 315 kb First
chromosome sequenced
o
Haemophilus
influenzae 1995
1.8 Mb First genome of cellular organism
to be sequenced
o
Saccharomyces
cerevisiae 1996
12 Mb First eukaryotic genome to be
sequenced
o
Ceanorhabditis
elegans 1998 97
Mb First genome of multicellular
organism to be sequenced
o
Drosophila
melanogaster 2000
165 Mb
o
Homo
sapiens 2000 3000
Mb First mammalian genome to be
sequenced
o Arabidopsis thaliana 2000 125 Mb First plant genome to be sequenced
Untuk mengetahui suatu sifat atau
reaksi-reaksi kimia yang lebih kompleks dari sebuah gen atau protein tidak
cukup hanya dengan menggunakan pengurutan DNA, tetapi memerlukan aspek yang
lain juga seperti disiplin yang lain seperti genomik dan protemik.
Sumber: Principles of Gene Manipulation 6th Edition-Primrose