Thursday, July 10, 2014

Kekhawatiran Krisis Energi



Permasalahan krisis energi Indonesia dalam beberapa dekade kedepan cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, ketersediaan sumber bahan bakar konvensional yang digunakan saat ini semakin lama akan semakin berkurang, tidak dapat diperbaharui dan dampak penggunaannya dapat mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan. Sumber energi konvensional yang umum digunakan di Indonesia antara lain minyak bumi, batu bara dan gas. Berdasarkan “Outlook Energi Indonesia 2013” yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ketersediaan minyak bumi dengan jumlah cadangan minyak terbukti sebesar 3,74 miliar barrel, yang akan dapat bertahan sekitar 12 tahun kedepan jika potensi cadangan minyak bumi tidak dieksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan cadangan minyak bumi terbukti. Sementara itu, data Statistik Gas Bumi 2012 dari Kementerian ESDM menyebutkan bahwa cadangan gas bumi terbukti yang ada di Indonesia sebesar 103,35 TCF. Cadangan tersebut hanya akan dapat bertahan selama jangka waktu kurang lebih 32 tahun. Dibandingkan dengan minyak dan gas bumi, menurut data dari Indonesia Mineral and Coal Statistics 2012 dari Kementerian ESDM, ketersediaan batu bara di Indonesia tinggal sekitar 28 miliar ton yang dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia selama sekian tahun.

Konsumsi final Minyak bumi(BBM) sebagai bahan bakar masih mendominasi dalam kisaran 312-364 SBM dengan rincian data BPPT pada tahun 2011 sebagai berikut: minyak solar dan biodiesel (46%), bensin (42%), avtur (6%), minyak tanah (3%), dan minyak bakar (3%) dengan total konsumsi final BBM diprediksi pada tahun 2015 sebesar 34,1% dari total konsumsi bahan bakar lainnya seperti gas(20,7%), listrik(13,5%), biomasa(19,6%), batubara(11,6%), dan bahan bakar nabati(0,5%). Konsumsi BBM tersebut diprediksi akan semakin meningkat sehingga mencapai angka konsumsi total 42,1% pada tahun 2025.

No comments: