Permasalahan
krisis energi Indonesia dalam beberapa dekade kedepan cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya, ketersediaan sumber bahan bakar konvensional yang digunakan saat ini
semakin lama akan semakin berkurang, tidak dapat diperbaharui dan dampak
penggunaannya dapat mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan. Sumber energi
konvensional yang umum digunakan di Indonesia antara lain minyak bumi, batu
bara dan gas. Berdasarkan “Outlook Energi Indonesia 2013” yang dibuat oleh
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ketersediaan minyak bumi dengan
jumlah cadangan minyak terbukti sebesar 3,74 miliar barrel, yang akan dapat
bertahan sekitar 12 tahun kedepan jika potensi cadangan minyak bumi tidak
dieksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan cadangan minyak bumi terbukti.
Sementara itu, data Statistik Gas Bumi 2012 dari Kementerian ESDM menyebutkan
bahwa cadangan gas bumi terbukti yang ada di Indonesia sebesar 103,35 TCF.
Cadangan tersebut hanya akan dapat bertahan selama jangka waktu kurang lebih 32
tahun. Dibandingkan dengan minyak dan gas bumi, menurut data dari Indonesia Mineral and Coal Statistics 2012 dari
Kementerian ESDM, ketersediaan batu bara di Indonesia tinggal sekitar 28 miliar
ton yang dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia selama sekian tahun.
Konsumsi final Minyak bumi(BBM) sebagai bahan bakar masih mendominasi dalam kisaran 312-364 SBM dengan rincian data BPPT pada tahun 2011 sebagai berikut: minyak solar dan biodiesel (46%), bensin (42%), avtur (6%), minyak tanah (3%), dan minyak bakar (3%) dengan total konsumsi final BBM diprediksi pada tahun 2015 sebesar 34,1% dari total konsumsi bahan bakar lainnya seperti gas(20,7%), listrik(13,5%), biomasa(19,6%), batubara(11,6%), dan bahan bakar nabati(0,5%). Konsumsi BBM tersebut diprediksi akan semakin meningkat sehingga mencapai angka konsumsi total 42,1% pada tahun 2025.
No comments:
Post a Comment