Saturday, July 26, 2014

Mengenal Bouyancy Force dan Body Force



Secara umum, bouyancy force(gaya apung) adalah gaya tekan keatas yang diberikan fluida terhadap benda yang berada pada fluida akibat adanya perbandingan massa jenis. Gaya pung tersebut menyebabkan kondisi benda dapat mengapung, melayang, atau tenggelam. Apabila massa jenis benda lebih ringan dibandingkan dengan massa jenis fluida, maka benda akan mengapung. Apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis fuida maka benda akan melayang.
da perpindahan panas konveksi alamiah gaya yang paing berperan dalam proses berpindahnya medium yang membawa panas adalah bouyancy force. Bouyancy force yang terjadi pada suatu fluida diakibatkan oleh berpindahnya fluida sejnis yang bermassa jenis lebih ringan dari semula akibat adanya pemanasan terhadap massa jenis fluida yang lebih berat. Mekanisme perpindahan tersebut dapat digambarkan melalui contoh kasus pemanasan air dalam panci

Mula-mula air belum diberikan panas. Kemudian, setelah dipanaskan air pada bagian dasar menerima panas akibat konduksi melalui panci. Akibatnya, air mangalami penurunan masa jenis.  Air yang massa jenisnya berkurang tersebut berpindah kebagian permukaan panci dan bertukar dengan air yang bermassa jenis lebih besar. Hal ini diakibatkan oleh adanya prinsip bouyancy force dimana massa jenis yang lebih rendah akan mengapung keatas. Disamping itu, peran body force sangat dibutuhkan untuk mendukung prinsip gaya apung. Salah satu contoh jenis gaya massa adalah akibat adanya gaya gravitas bumi. Bouyancy force hanya akan terjadi jika terdapat gaya gravitasi. Gaya gravitsi tesebut memungkinkan massa jenis yang lebih berat akan menuju ke dasar panci dan menekan keatas massa jenis yang lebih ringan.

Thursday, July 10, 2014

Kekhawatiran Krisis Energi



Permasalahan krisis energi Indonesia dalam beberapa dekade kedepan cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, ketersediaan sumber bahan bakar konvensional yang digunakan saat ini semakin lama akan semakin berkurang, tidak dapat diperbaharui dan dampak penggunaannya dapat mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan. Sumber energi konvensional yang umum digunakan di Indonesia antara lain minyak bumi, batu bara dan gas. Berdasarkan “Outlook Energi Indonesia 2013” yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ketersediaan minyak bumi dengan jumlah cadangan minyak terbukti sebesar 3,74 miliar barrel, yang akan dapat bertahan sekitar 12 tahun kedepan jika potensi cadangan minyak bumi tidak dieksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan cadangan minyak bumi terbukti. Sementara itu, data Statistik Gas Bumi 2012 dari Kementerian ESDM menyebutkan bahwa cadangan gas bumi terbukti yang ada di Indonesia sebesar 103,35 TCF. Cadangan tersebut hanya akan dapat bertahan selama jangka waktu kurang lebih 32 tahun. Dibandingkan dengan minyak dan gas bumi, menurut data dari Indonesia Mineral and Coal Statistics 2012 dari Kementerian ESDM, ketersediaan batu bara di Indonesia tinggal sekitar 28 miliar ton yang dapat memenuhi kebutuhan energi Indonesia selama sekian tahun.

Konsumsi final Minyak bumi(BBM) sebagai bahan bakar masih mendominasi dalam kisaran 312-364 SBM dengan rincian data BPPT pada tahun 2011 sebagai berikut: minyak solar dan biodiesel (46%), bensin (42%), avtur (6%), minyak tanah (3%), dan minyak bakar (3%) dengan total konsumsi final BBM diprediksi pada tahun 2015 sebesar 34,1% dari total konsumsi bahan bakar lainnya seperti gas(20,7%), listrik(13,5%), biomasa(19,6%), batubara(11,6%), dan bahan bakar nabati(0,5%). Konsumsi BBM tersebut diprediksi akan semakin meningkat sehingga mencapai angka konsumsi total 42,1% pada tahun 2025.